Koneksi Antar Materi - Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak

MEMBAHAGIAKAN SISWA DENGAN MERDEKA BELAJAR

Oleh : Endah Purwatiningsih, S.Pd.Mat

Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Tahun 2022

Matematika adalah pelajaran yang kerap dianggap sulit oleh sebagian siswa, tetapi sebagian lain sangat menyukainya dan bahkan ada yang berprestasi menjadi juara OSN Matematika. Pernah siswa saya berprestasi bisa bersaing dengan sekolah lain dengan predikat lolos Passing grade provinsi Jateng. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan, mengingat sekolah saya  adalah sekolah pinggiran yaitu terletak di wilayah paling utara kabupaten Banjarnegara.

Untuk yang sudah berprestasi dan sudah menyukai matematika bukan masalah bagi saya sebagai guru hanya harus lebih mempersiapkan diri saat akan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tetapi siswa yang masih kurang suka dengan matematika dan kurang aktif dalam pembelajaran matematika sehingga berakibat kurang baiknya nilai matematika, itulah PR besar bagi saya sebagai guru agar dapat maksimal dan menyeluruh melayani siswa sehingga seluruh siswa dapat tersentuh dengan pembelajaran yang saya kelola di kelas.

Saat kegiatan inti pembelajaran, siswa saya kondisikan berkelompok untuk berdiskusi menyelesaikan Lembar Kerja yang sudah saya siapkan. Dengan kegiatan literasi yaitu menggunakan sumber belajar membaca buku siswa matematika dan berkomunikasi dengan saya sebagai guru. Siswa asyik berdiskusi menyelesaikan Lembar Kerja sambil mencermati materi pada buku siswa dan sesekali berkomunikasi dengan saya.

Setelah waktu diskusi habis, siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, kelompok lain menanggapi dan guru memberikan penguatan.

Tibalah saatnya kuis sebagai evaluasi proses pembelajaran yang baru saja berlangsung. Hasil yang didapatkan memuaskan yaitu tercapai ketuntasan belajar baik individual maupun klasikal.

Namun setelah saya mempelajari modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, ada satu hal yang lewat dari perhatian saya meskipun secara hasil belajar sudah dikatakan berhasil. Satu hal tersebut adalah saya kurang memperhatikan peserta didik berdasarkan karakteristiknya yaitu dalam hal kemerdekaan belajar. Saya mendikte cara mereka dalam menggunakan sumber belajar untuk menyelesaikan masalah, tidak memberi kebebasan kepada mereka dalam menempuh jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini dikarenakan durasi waktu yang harus ditepati sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Meskipun saat evaluasi proses pembelajaran hasil belajar sesuai harapan yaitu memenuhi tuntas belajar tetapi pada saat saya adakan ulangan harian yaitu berupa evaluasi untuk beberapa materi maka yang saya dapatkan adalah hasil belajar seperti belum pernah belajar. Hal ini kemungkinan karena siswa saat menemukan solusi dari persoalan yang ada tidak berdasarkan atas kemauannya atau kehendaknya tetapi mengikuti alur yang sudah saya buat. Mengapa alur penyelesaian masalah saya seragamkan dengan sumber belajar yang saya tentukan karena saya berfikir untuk tercapainya target KKM bukan proses yang berlangsung.

Bedasarkan pengalaman tersebut maka untuk yang akan datang akan saya terapkan sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu merdeka belajar dengan memberi kebebasan jalan yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yaitu kebebasan menggunakan sumber belajar yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Diantaranya adalah buku, komunikasi dengan guru, dan sesuai dengan kodrat zaman, siswa akan saya berikan kemerdekaan dalam bebas memilih sumber belajar yaitu menggunakan teknologi berupa browsing di internet untuk mendapatkan sumber belajar. Dalam hal ini tentunya di sini saya harus bersikap menuntun yaitu mengarahkan agar yang mereka lakukan tetap di alur yang benar dan akan tepat menemui penyelesaian masalah yang sedang mereka hadapi. _salambahagia_

             

 

Komentar